Rahasia Gus Dur Mengislamkan 100 Romo Katolik Dalam 1 Bulan

Ini merupakan catatan dokter syaltout, dosen universitas indonesia dalam sekolah ansos yang sempat diadakan pada tahun 1997 silam. tentang dakwah romo mangun dan juga kh abdurrahman wahid dalam merancang startegi tiap - tiap melaksanakan misionarisasi, baik kristen ataupun islam.

buat membagikan penjelasan kepada hadirin, romo mangun melansir ayat qur’an ali imran ayat 110 dan juga menginterpretasinya. ini bunyi ayat tersebut:

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آَمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ

kalian merupakan umat yang tersadu yang dilahirkan buat manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan juga menghindari dari yang munkar, dan juga beriman kepada allah. sekiranya pakar kitab beriman, tentulah itu lebih baik untuk mereka; di antara mereka terdapat yang beriman, dan juga mayoritas mereka merupakan orang - orang yang fasik. (qs. ali imran: 110)

ayat di atas lazimnya dimengerti cukup chauvinis (kesetiaan ekstrim tanpa ingin memandang pemikiran alternatif lain) di sebagian besar islam.

dalam peluang tersebut, romo mangun membagikan pengantar tentang pola “dakwah” (baca: advokasi) nya yang termotivasi dari ali imran 110 itu. di sana terdapat alur logika yang imanen dan juga ilahiyah tentang gimana melaksanakan advokasi yang baik. berikut terdapat 4 tahapan dakwah yang diulas romo mangun dari ayat di atas:

1). kuntum khoira ummah (kalian merupakan ummat tersadu). ialah, umat wajib disapa kesatu kali dengan mentalitas superior (yakin diri) , bukan inferior. inferiority complex itu bahaya. dendam, perlu pengakuan, perlu pujian itu tidak sehat.

dalam tradisi katolik, sapaan dini “mentalitas superior” ini diawali dengan kalimat “saudara - saudaraku terkasih dosa kamu sudah ditebus tuhan yesus”. perasaan leluasa dari dosa dan juga salah dapat menghasilkan mentalitas superior itu.

2). ta’muruna bil ma’ruf (mengajak berbuat baik). dan juga logisnya, saat sebelum mengajak tentu wajib berbuat baik dahulu. dikala umat lapar, kita beri makan. kita buat mereka kenyang. dikala umat perlu tempat bernaung, kita buatkan tempat itu. kita cukupi kebutuhan mereka. kita peruntukan diri kita bagaikan teladan untuk umat. dengan begitu, umat jadi turut, ingin diajak dan juga setelah itu pula mengajak yang lain buat berbuat kebaikan.

3). tanhauna ‘anil munkar (tangkal kehancuran ataupun perbuatan yang tidak pinter, tidak bener, dan juga tidak pener) , yang logisnya tentu kita kasih teladan dahulu kalau kita tidak berbuat kurang baik, tidak berbuat yang tidak pinter, tidak bener dan juga tidak pener. dengan demikian, sistem dan juga ekosistem yang sudah baik (karna sudah melewati sesi 1 dan juga 2 dapat terpelihara dari pengaruh yang kurang baik.

4). yu’minuna billah (beriman kepada allah, yakin kepada tuhan yang maha kasih – ataupun dalam bahasa romo mangun “tahap penginjilan” – yakin pada kristus).

bagi romo mangun, banyak dakwah ataupun advokasi kandas karna nalarnya loncat. bahwa buru - buru masuk sesi 4, tentu yang terdapat yakni perang. bila masuk tahapan ke - 3, tanpa lewat tahapan ke - 1 dan juga ke - 2, tentu yang terjalin merupakan kekerasan.

ini merupakan kritik terhadap gerakan - gerakan dakwah “nahi munkar” yang meningkatkan bibit kekersaan. tercantum kritik terhadap anjuran almarhum kh. zaunuddin mz yang sempat melarang dakwah terhadap orang beragama, melarang umat islam yang miskin diberi indomie, beras dan juga kebutuhan setiap hari yang lain.

yang menarik merupakan tahapan dakwah antara romo mangun dan juga gus dur. mereka ini sudah pada tahapan dakwah dengan diskusi dan juga bercanda lintas iman. kesimpulannya, seluruh dapat di informasikan secara baik - baik.

gus dur bertanya kepada romo mangun, dengan trik mempraktikkan qur’an serupa itu (4 tahapan dakwah dari tulisan ali imron 110) , romo sukses menginjilkan berapa orang?

romo mangun menanggapi, “sekitar 30 - 50 orang per bulan, mereka umat yang miskin, yang teraniaya, lapar, tinggal di bantaran kali, dan juga kira - kira terlupakan, ” katanya.

mendengar jawaban tersebut, sebagian kawan nu terdapat yang pernah emosi. mereka setelah itu bertanya kepada gus dur terpaut “kristenisasi” romo mangun itu.

“alhamdulillah mereka masih pindah agama, daripada mereka pindah ke alam baka, ” jawab gus dur selengekan. hadirin tertawa tetapi senantiasa masih resah.

dikala seluruh grundel, gus dur melanjutkan, “saya bahagia ayat qur’an digunakan romo, daripada nganggur. ya, aku mirip romo pula sesungguhnya. aku dapat mengislamkan 30 - 50 terlebih lagi sempat 100 orang dalam sebulan. tapiii… itu romo seluruh! ”.

seluruh hadirin tertawa, romo mangun dan juga gus dur berpelukan hangat. ah, jadi kangen gus dur yang senantiasa memiliki trik unik menuntaskan permasalahan tanpa basi - basi.






(sumber: dutaislam. com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ads
Diberdayakan oleh Blogger.