CATAT ! Agama Semua Nabi dan Rasul Hanya Satu yaitu ISLAM

 قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا أَوْلَى النَّاسِ بِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَالْأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ لِعَلَّاتٍ أُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى وَدِينُهُمْ وَاحِدٌ

rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, " saya merupakan orang yang amat dekat dan juga amat menyayangi isa bin maryam di dunia ataupun di akhirat. para nabi itu merupakan kerabat seayah walaupun bunda mereka berlainan, dan juga agama mereka merupakan satu. "

(hr. bukhari dalam kitab ahadits al - anbiya’, amati fath al - bari [6/550]. diriwayatkan pula oleh muslim dalam kitab al - fadha’il dengan redaksi yang agak berubah)

هُوَ ٱجۡتَبَٮٰكُمۡ وَمَا جَعَلَ عَلَيۡكُمۡ فِى ٱلدِّينِ مِنۡ حَرَجٍ۬‌ۚ مِّلَّةَ أَبِيكُمۡ إِبۡرَٲهِيمَ‌ۚ هُوَ سَمَّٮٰكُمُ ٱلۡمُسۡلِمِينَ مِن قَبۡلُ وَفِى هَـٰذَا لِيَكُونَ ٱلرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيۡكُمۡ وَتَكُونُواْ شُہَدَآءَ عَلَى ٱلنَّاسِ‌ۚ

" ia telah memilah kalian (muhammad) dan juga ia sekali - kali tidak menjadikan buat kalian dalam agama sesuatu kesempitan. (ikutilah) agama orang tuamu ibrahim. ia (allah) telah menamai kalian sekaligus orang - orang muslim dari dulu, dan juga (begitu pula) dalam (angkatan laut (AL) quran) ini, biar rasul itu jadi saksi mata atas dirimu dan juga biar kalian seluruh jadi saksi mata atas segenap manusia. " [qs al - hajj (22) : 78]

***
muhammad ﷺ penutup para nabi dan juga ikatan dakwahnya dengan dakwah samawiyah terdahulu
muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan penutup para nabi. tidak terdapat nabi sesudahnya. ini telah disepakati oleh kalangan muslimin dan juga menggambarkan salah satu “aksioma” islam.

nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“perumpamaan saya dengan nabi sebelumku yakni serupa seseorang lelaki yang membangun suatu bangunan setelah itu dia memperindah dan juga membuat cantik bangunan tersebut kecuali satu tempat batu bata di salah satu sudutnya. kala orang - orang mengitarinya, mereka kagum dan juga mengatakan, ‘amboi, bila batu bata ini diletakkan? ’ akulah batu bata itu dan juga saya merupakan penutup para nabi. ” (hr. bukhari dan juga muslim)

ikatan antara dakwah nabi muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan juga dakwah para nabi terdahulu berjalan di atas prinsip ta’kid (penegasan) dan juga tatmim (penyempurnaan) sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas.

dakwah para nabi didasarkan pada 2 asas. kesatu, aqidah. kedua, syariat dan juga akhlak.

aqidah mereka sama; dari nabi adam ‘alaihis salam hingga kepada penutup para nabi (muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam). esensi aqidah mereka yakni iman kepada wahdaniyah allah. menyucikan allah dari seluruh perbuatan dan juga watak yang tidak layak bagi - nya. beriman kepada hari akhir, hisab, neraka, dan juga surga. tiap nabi mengajak kaumnya buat mengimani masalah tersebut. tiap - tiap dari mereka tiba bagaikan pembenaran atas dakwah sebelumnya bagaikan laporan gembira hendak bi’tsah nabi sesudahnya. demikianlah, bi’tsah mereka silih menyambung kepada bermacam kalangan dan juga umat. seluruhnya bawa hakikat yang diperintahkan buat mengantarkan kepada manusia, ialah dainunah lillahi wahdah (tunduk patuh kepaa allah semata). inilah yang dipaparkan allah dengan firman - nya,

“dia telah mensyariatkan untuk kalian tentang agama apa yang telah diwasiatkan - nya kepada nuh, dan juga apa yang telah kami wahyukan kepadamu, dan juga apa yang telah kami wasiatkan kepada ibrahim, musa dan juga isa, ialah tegakkan agama, dan juga janganlah kalian berpecah belah tentangnya. ” (asy syura’ [42]: 13)

tidak bisa jadi hendak terjalin perbandingan aqidah di antara dakwah - dakwah para nabi karna permasalahan aqidah tercantum ikhbar (pengabaran). pengabaran tentang suatu tidak bisa jadi hendak berubah antara satu pengabar dan juga pengabar yang lain bila kita yakini kebenaran khabar yang di bawahnya. tidak bisa jadi seseorang nabi diutus buat mengantarkan kepada manusia kalau allah merupakan salah seseorang dari yang 3 (mahasuci allah dari apa yang mereka katakan). sehabis itu, diutus nabi lain yang tiba sesudahnya buat mengantarkan kepada manusia kalau allah mahasatu, tiada sekutu bagi - nya, sementara itu tiap - tiap dari kedua nabi tersebut amat jujur, tidak hendak sempat berkhianat tentang apa yang dikabarkannya.

dalam permasalahan syariat, ialah penetapan hukum yang bertujuan buat mengendalikan kehidupan warga dan juga individu, telah terjalin perbandingan menyangkut trik dan juga jumlah antara satu nabi dan juga nabi yang yang lain karna syariat tercantum dalam jenis insya’, bukan ikhbar sampai - sampai berubah dengan permasalahan aqidah. tidak hanya itu, pertumbuhan era dan juga perbandingan umat ataupun kalangan hendak mempengaruhi terhadap pertumbuhan syariat dan juga perbedaannya karna prinsip penetapan hukum didasarkan pada tuntunan kemaslahatan di dunia dan juga akhirat. di samping bi’tsah tiap nabi saat sebelum rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan spesial untuk umat tertentu, bukan buat seluruh manusia, hukum - hukum syariatnya cuma terbatas pada umat tertentu, setimpal dengan keadaan umat tersebut.

musa ‘alaihis salam semisal, diutus kepada bani israel. setimpal dengan keadaan bani israel pada waktu itu. mereka membutuhkan syariat yang ketat yang seluruhnya didasarkan atas asas ‘azimah, bukan rukhshah.
sehabis sebagian kurun waktu, diutuslah nabi isa ‘alaihis salam kepada mereka dengan bawa syariat yang agak longgar apabila dibanding dengan syariat yang dibawa oleh nabi musa. perhatikan firman allah lewat isa ‘alaihis salam yang diperuntukan kepada bani israel,

“…dan (saya tiba kepadamu) membetulkan taurat yang tiba sebelumku, dan juga buat menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu …. ” (ali imran [3]: 50)

nabi isa ‘alaihis salam menarangkan kepada mereka kalau menyangkut masalah - masalah aqidah, dia cuma membetulkan apa yang tertera di dalam kitab taurat, menegaskan dan juga memperbaharui dakwah kepada mereka. bila menyangkut permasalahan syariat dan juga hukum halal haram, dia telah ditugaskan buat mengadakan sebagian pergantian, penyederhanaan, dan juga menghapuskan sebagian hukum yang sempat memberatkan mereka.

setimpal dengan ini, bi’tsah tiap rasul bawa aqidah dan juga syariat.

dalam permasalahan aqidah, tugas tiap nabi tidak lain cumalah menegaskan berulang (ta’kid) aqidah yang sama yang sempat dibawa oleh para rasul sebelumnya, tanpa pergantian ataupun perbandingan sama sekali.

dalam permasalahan syariat, tiap rasul menghapuskan syariat sebelumnya, kecuali perihal yang ditegaskan oleh syariat yang tiba setelah itu, ataupun didiamkannya. ini setimpal dengan madzhab orang yang berkata kalau syariat umat saat sebelum kita merupakan syariat untuk kita (pula) sepanjang tidak terdapat (nash) yang mampu menghapuskannya.

dari penjelasan di atas, jelas tidak terdapat suatu yang diucap orang dengan adyan samawiyah (agama - agama samawi/langit). yang terdapat cumalah syariat - syariat samawiyah (syariat - syariat langit) , di mana tiap syariat yang baru menghapuskan syariat sebelumnya, hingga tiba syariat terakhir yang dibawa oleh penutup para nabi dan juga rasul.

 (AD) din (AL) haq cuma satu, islam. seluruh nabi berdakwah kepadanya dan juga memerintahkan kepada manusia buat tunduk (dainunah) kepada - nya, semenjak nabi adam hingga muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

nabi ibrahim, isma’il, dan juga ya’qub diutus dengan bawa islam. firman allah,

وَمَن يَرۡغَبُ عَن مِّلَّةِ إِبۡرَٲهِـۧمَ إِلَّا مَن سَفِهَ نَفۡسَهُ ۥ‌ۚ وَلَقَدِ ٱصۡطَفَيۡنَـٰهُ فِى ٱلدُّنۡيَا‌ۖ وَإِنَّهُ ۥ فِى ٱلۡأَخِرَةِ لَمِنَ ٱلصَّـٰلِحِينَ (١٣٠) إِذۡ قَالَ لَهُ ۥ رَبُّهُ ۥۤ أَسۡلِمۡ‌ۖ قَالَ أَسۡلَمۡتُ لِرَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِينَ (١٣١) وَوَصَّىٰ بِہَآ إِبۡرَٲهِـۧمُ بَنِيهِ وَيَعۡقُوبُ يَـٰبَنِىَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰ لَكُمُ ٱلدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ (١٣٢

“dan tidak terdapat yang benci kepada agama ibrahim, melainkan orang - orang yang memperbodoh pribadinya seorang diri, dan juga begitu kami telah memilihnya di dunia, dan juga sebetulnya ia di akhirat betul - betul tercantum orang - orang yang shaleh. kala rabbnya berfirman kepadanya, ‘tunduk patuhlah! ’ ibrahim menanggapi, ‘aku tunduk patuh kepada rabb semesta alam. ’ dan juga ibrahim telah mewasiatkan perkataan itu kepada anak - anaknya, demikian pula nabi ya’qub. (ibrahim mengatakan) , ‘hai anak - anakku! sebetulnya, allah telah memilah agama ini bagimu, hingga janganlah kalian mati kecuali dalam memeluk islam. ’” (al - baqarah [2]: 130 - 132)

musa ‘alaihis salam diutus kepada bani israel pula dengan bawa islam.

firman allah tentang tukang - tukang sihir fir’aun,

“ahli sihir itu menanggapi, ‘sesungguhnya, kepada rabb kamilah kami berulang. dan juga kalian tidak membalas dendam dengan menyiksa kami, melainkan karna kami telah beriman kepada ayat - ayat rabb kami kala ayat - ayat itu tiba kepada kami, ’ (mereka berdua) , ‘wahai rabb kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami, dan juga wafatkanlah kami dalam kondisi berserah diri (kepadamu) ” (al - a’raf [7]: 125 - 126)

demikian pula isa ‘alaihis salam, dia diutus dengan bawa islam.

firman allah,

فَلَمَّآ أَحَسَّ عِيسَىٰ مِنۡہُمُ ٱلۡكُفۡرَ قَالَ مَنۡ أَنصَارِىٓ إِلَى ٱللَّهِ‌ۖ قَالَ ٱلۡحَوَارِيُّونَ نَحۡنُ أَنصَارُ ٱللَّهِ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَٱشۡهَدۡ بِأَنَّا مُسۡلِمُونَ

“maka kala isa mengenali keingkaran dari mereka (bani israel) , berkatalah dia, ‘siapakah yang hendak jadi penolongku buat (menegakkan agama allah) ’ para hawariyyun (sahabat - sahabat setia) menanggapi, ‘kamilah penolong (agama) allah. kami beriman kepada - nya, dan juga saksikanlah kalau sebetulnya kami merupakan orang - orang muslim. ’” (ali imran [3]: 52)

bisa jadi mencuat persoalan, kenapa orang - orang yang menyangka pribadinya pengikut musa ‘alaihis salam menganut aqidah yang berubah dari aqidah tauhid yang dibawa oleh para nabi? kenapa orang - orang yang menyangka pribadinya pengikut isa ‘alaihis salam meyakini akidah lain?

jawaban atas persoalan ini ada dalam firman allah,

“sesungguhnya, agama (yang diridhai) di sisi allah cumalah islam, tiada berselisih orang - orang yang telah diberi al - kitab kecuali seusai tiba pengetahuan kepada mereka, karna kedengkian (yang terdapat) di antara mereka…. ” (ali imran [3]: 19)

“dan mereka (pakar kitab) tidak berpecah belah melainkan seusai datangnya pengetahuan kepada mereka karna kedengkian di antara mereka. bahwa bukanlah karna sesuatu ketetapan yang telah terdapat dari rabbmu dahulunya (buat menangguhkan siksa) hingga kepada waktu yang telah didefinisikan, pastilah mereka telah dibinasakan. dan juga sebetulnya orang - orang yang diwariskan kepada mereka al - kitab (taurat dan juga injil) seusai mereka, betul - betul dalam keraguan yang mengguncangkan tentang kitab itu, ” (asy syura’ [42]: 14)

dengan demikian, seluruh nabi diutus dengan bawa islam yang menggambarkan agama di sisi allah. para pakar kitab mengenali kesatuan agama ini. mereka pula mengenali kalau para nabi diutus buat silih membetulkan dalam perihal agama yang diutusnya. mereka (para nabi) tidak sempat berubah dalam permasalahan aqidah. hendak namun, para pakar kitab seorang diri terpecah belah dan juga berdusta atas nabi kendatipun telah tiba pengetahuan tentang perihal itu kepada mereka karna kedengkian di antara mereka, sebagaimana telah dipaparkan oleh allah di atas. []

__
sumber: sirah nabawiyah, dokter muhammad said ramadhan al - buthy





(sumber: http:// yesmuslim. blogspot. com/2016/02/catat-agama-semua-nabi-dan-rasul-hanya. html)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ads
Diberdayakan oleh Blogger.